Duhai Pemimpin,Aku
tidak melihat dimana agama dalam dirimu.. disaat..
‘Yang
Mungkar Engkau Serukan,Yang Makruf Engkau Nahyukan’
Bukanlah ia suatu yang baru mendatang,bukan
jua suatu ajakan dan nasihat yang baru tiba dan bukan juga satu panduan yang
baru kita jumpa,bahkan sudah lebih 1400 tahun ia datang dengan penuh kemuliaan
bersama wasilah Rasul mulia,Junjungan Besar Baginda Muhammad s.a.w.
Kebenaran dari setiap kepalsuan,jawaban dari setiap
pertanyaan,kesenangan dari setiap kesulitan,ia hadir lengkap,melengkapkan
kehidupan insani.Hakikatnya ia suatu ‘pakej’ modul yang diperlukan setiap yang
bergelar insan dalam melayari bahtera kehidupan.
Ia bukanlah sebuah manuskrip ciptaan insan,bukan
jua satu madah pujangga nukilan seniman,bahkan padanya segala keizzahan yang
tiada tandingan.Ia Al-Quran,Kitab Suci,Kalam mulia,teragung dari Tuhan Sekalian
Alam!..Dialah Dzat yang tiada tandingan.!
Nah..Jadi..siapa kita untuk lebih dari Tuhan?siapa kita untuk menidakkan
kalamNya?siapa kita untuk mempermainkan tiap hukum yang ditentukan?..
Perhatikan,perintahNya ada menyuruh berbuat
baik dan mencegah kemungkaran dan menjadi kewajiban bagi tiap-tiap orang yang
beriman.
(QS. 3: 104): “Adakanlah tiap-tiap kamu ummat yang
mengajak kebaikan menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang membuat yang
salah. Mereka itulah orang orang yang beruntung.”
Ayat ini wajib dilaksanakan,disiarkan
secara teratur luas, selaras dengan tempat, masa keadaan untuk membawa ummat
manusia ke jalan kebaikan. Menyuruh mengerjakan yang benar dan melarang
melakukan yang salah.
Kemungkaran yang semakin mengikat kita
saat ini, sehingga kita tidak mampu lagi menyuruh berbuat kebaikan adalah kerana
semakin rosaknya aqidah kita. Kembali kita telusuri kenapa aqidah ummat Islam
jadi merosot. Bahkan di antara kita ada yang aqidahnya betul-betul tidak mampu
lagi untuk dinilai.
Kita tertanya-tanya,mengapa dikalangan
ummat Islam sendiri rasa cinta terhadap ajaran agamanya sangat tipis?
Mengapa tidak kita perhatikan,aneka produk (barang), seni musik, atau
apa saja yang merupakan buah karya selain Islam telah juah meresap kedalam jiwa
dan ruhani insane yang bergelar Islam sendiri. Bahkan ada yang merasa rendah
diri dan ortodoks jika memakai apa saja yang yang dibawa dari acuan Islam. Sungguh
menyedihkan.
Mungkin untuk menegakkan kebenaran kita perlu berkorban. Tapi apakah
menegakkan kebenaran tanpa mencegah kemungkaran dapat menjadikan ummat Islam
menjadi murni kembali moral dan luhurnya akhlak mereka?
Sesungguhnya tidak dapat disangkal lagi, “Amar makruf,nahyu mungkar”
merupakan perintah Allah yang harus dikerjakan sekaligus. Keadilan dan
kebenaran yang ditegakkan tanpa mencegah atau bahkan menghancurkan kemungkaran
akan tetap membawa kita ke alam kesesatan.
Seandainya sesebuah negara dikemudi oleh orang yang tidak mengerti Allah
dan agama dan tetap berkiblat pada yang selain Islam maka perhatikanlah moral insane
khususnya anak muda dan belia akan semakin dan terus dalam kebobrokan yang
dahsyat!
Tanpa sedar telah banyak kita menciptakan banyak kemungkaran di mana-mana.
Kebenaran telah pun ditertawakan dan diinjak-injak. Tiada jalan keluar dari
masalah ini melainkan dengan kita kembali berpegang teguh dengan kerangka dan
bingkai pandangan Allah s.w.t,serta memetik panduan daru Baginda Muhammad
s.a.w.Itulah sebaik-baik pegangan!
"hiduplah berpaksikan kalimah mulia ini yang padanya ada keagungan dan kemuliaan"